Translate

Rabu, 03 April 2013

perkembangan sistem pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia


A. PERKEMBANGAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA
Perkembangan  pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah indonesia merdeka, pelayanan kesehatan masyarakat ( public health services ) dikembangkan sejalan dengan tanggung jawab pemerintah “melindungi” masyarakat Indonesia dari gangguan kesehatan. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang juga tercantum dalam UUD 1945. Pemerintah mengembangkan infrastruktur di berbagai wilayah tanah air untuk melaksanakan kewajiban melindungi masyarakat dari gangguan kesehatan. Program kesehatan yang dikembangkan adalah yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat (public health essential) terutama oleh penduduk miskin. Beberapa catatan penting dibawah ini, baik sebelu maupun sesudah indonesia merdeka dapat dijadikan tonggak sejarah perkembangan program kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1924                 : Pengembangan program pendidikan kesehatan masyarakat mulai      dirintis untuk peningkatan sanitasi lingkungan di wilayah Pedesaan.
Tahun 1952                 : Pemgembangan balai kesehatan ibu dan anak ( KIA ) mulai dirintis dengan didirikannya Direktorat KIA di lingkungan kementrian kesehatan RI.
Tahun 1956                 : Proyek UKS mulai diperkenalkan diwilayah Jakarta.
Tahun 1959                 : Program pemberantasan penyakit Malaria dimulai dengan bantua WHO.
Tahun 1960                 : UU pokok kesehatan dirumuskan.
Tahun 1969-1971        : Rencana pembangunan lima tahunan (repelita) Indonesia mulai dibahas, Departemen Kesehatan menata kembali strategi pembangunan kesehatan jangka panjang melalui:
1.      RAKERNAS I dilangsungkan untuk merumuskan rencana pembanguna kesehatan jangka panjang sebagai awal repelita I.
2.      Konsep Pusat Kesehatan Masyarakat ( Puskesmas ) mulai diperkenalkan.
Perkembangan pembangunan puskesmas sudah dirintis dalam bentuk proyek rintisan dibeberapa wilayah Indonesia. Pemerintah membangun Puskesmas dengan berbagai pertimbangan strategis antara lain :
1.      Untuk mencegah kecenderungan dokter-dokter bekerja di daerah perkotaan, sedangkan masyarakat Indonesia sebagian besar tinggal di wilayah pedesaan.
2.      Untuk memeratakan pelayanan kesehatan dengan mendekatkan sarana pelayanan kesehatan kepada kelompok-kelompok penduduk yang membutuhkannya di pedesaan. Sampai akhir tahun  60-an, sebagian besar pelayanan kesehatan dilakukan melalui rumah sakit yang lebih banyak berlokasi di daerah perkotaan dan bersifat konsumtif sehingga menyulitkan masyarakat, terutama yang tinggal di desa untuk menjangkaunya. Program pencegahan dapat lebih dikembangkan melalui program Puskesmas.
3.      Untuk lebih menekan biaya pelayanan kesehatan. Biaya pelayanan di RS dan dokter praktik swasta yang lebih banyak bersifat kuratif ( pengobatan ) jauh lebih mahal dibandingkan dengan program pencegahan. Pada dekade 60-an, transportasi belum menjangkau wilayah pedesaan yang terpencil di Indonesia.